Film Bombshell, Kisah Pelecehan Seksual Menimpa Perempuan Pekerja Media
Jika kamu adalah perempuan yang tak punya tubuh tinggi dan seksi, jangan bermimpi untuk bisa menjadi presenter televisi. Kira-kira inilah yang ingin digambarkan film "Bombshell", film yang menguak skandal pelecehan seksual yang menimpa para pekerja perempuan di Fox News, salah satu saluran berita televisi terkini di Amerika. Bombshell menguak industri yang selama ini mengadu domba perempuan. Kisah pekerja perempuan di Fox News ini menjadi salah satu titik awal gerakan #Metoo di Amerika.
Luviana- www.Konde.co
Konde.co- Hari itu, Megyn Kelly, diperankan oleh Charlize Theron, sedang berjalan ke studio tempat ia siaran setiap harinya.
Seorang teman laki-lakinya menyapanya,” cantik sekali hari ini, baju yang sangat seksi,” kata salah satu pekerja media laki-laki itu, sambil melirik genit.
Inilah yang terjadi di Fox News pagi hari. Pelecehan terjadi pada perempuan pekerja televisi setiap harinya, dalam guyonan, dalam sapaan yang sering terjadi.
Ada cerita tentang bagaimana presenter perempuan yang harus menutup badannya dengan korset agar terlihat kurus, menggunakan sepatu berhak agar terlihat lebih tinggi dari yang lain, juga perempuan yang harus dandan cantik agar mendapatkan karir yang lebih baik di televisi.
Jadi jika kamu adalah perempuan yang tak punya tubuh tinggi dan seksi, jangan bermimpi untuk bisa menjadi presenter dan mendapatkan karir yang baik disini. Kira-kira inilah kejahatan industri yang digambarkan dalam Bombshell.
Bombshell menggambarkan dengan detail bagaimana industri kemudian memecah belah pekerja perempuan. Hingga skandal pelecehan seksual yang menggegerkan dan dilakukan pimpinan Fox News, Roger Ailes kepada puluhan perempuan pekerja media di Fox News.
Fox News adalah televisi yang dimiliki Rupert Murdoch yang mendukung Donald Trump untuk menjadi presiden. Jadi ada cerita tentang campur tangan Rupert Murdoch pada kerja-kerja redaksi untuk mendukung Trump, bagaimana Roger Ailes sebagai pimpinan Fox News selalu mewujudkan keinginan Rupert Murdoch, serta kisah 3 perempuan presenter yang menjadi karakter kuat di film ini.
3 karakter kuat perempuan ini antaralain Megyn Kelly, presenter berita yang membenci Donald Trump, namun harus tetap melakukan kerja-kerja sebagai presenter yang mendukung Trump. Megyn Kelly juga perempuan yang kritis dan seorang feminis. Ini tergambarkan ketika Megyn selalu menjadi orang yang gelisah dan ingin melakukan sesuatu.
Lalu Gretchen Carlson yang diperankan Nicole Kidman, pembawa acara yang sudah mulai menua dan sering dilecehkan secara verbal oleh Roger Ailes karena acaranya yang sudah tak laku dijual. Ini juga menjadi problem khas televisi: tak laku dijual, presenter yang tak lagi cantik, maka harus dibuang begitu saja. Jerih payah yang tak dihargai.
Perempuan ketiga adalah Kayla Pospisil yang diperankan Margot Robbie. Ia bekerja secara bersungguh-sungguh, dan ingin menjadi presenter untuk memajukan karirnya di Fox News.
Masing-masing dari ketiganya ternyata menyimpan cerita yang sama: sama-sama menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan Roger Ailes.
Ketika mereka melamar menjadi presenter, Roger Ailes menyuruh mereka memperlihatkan lekuk tubuh hingga diraba, sampai diajak berhubungan seksual. Pelecehan ini sudah terjadi bertahun-tahun.
Dan momen puncaknya adalah ketika Gretchen Carlson dipecat. Saat itulah Gretchen mulai bersuara tentang pemecatan sepihak dan melaporkan pelecehan seksual yang dilakukan Roger Ailes pada pengacara. Pelaporan ini menjadi berita di media-media di Amerika Serikat dan memberikan kesadaran baru tentang perlawanan para perempuan korban lain di Fox News.
Sutradara Jay Roach menggambarkan dengan baik bagaimana true story dalam kisah ini dilukiskan dalam sekuel- sekuel film yang sangat dinamis dengan tambahan-tambahan cerita dari perempuan pekerja Fox News lainnya.
Dengan latar belakang problem pelecehan seksual dan problem tenaga kerja, film berhasil menggambarkan bagaimana persoalan pelecehan dan tenaga kerja seperti menjadi persoalan yang saling terkait. Pekerja yang harus hati-hati untuk melakukan perlawanan karena akan dipecat dan bisa berimbas pada kondisi keuangan keluarganya, ingin mempertahankan karir dan sulit untuk pindah ke tempat lain merupakan problem khas pekerja yang juga dipotret di film ini.
Bombshell kemudian menyisakan pertanyaan penting bagi pekerja media: jika kamu adalah orang yang kritis dan berani melawan, maka kamu akan menyelamatkan banyak perempuan korban lain di tempatmu bekerja.
3 perempuan dalam tokoh ini bisa menjadi contoh yang baik, bagaimana perlawanan bisa dilakukan dengan bermacam-macam cara, dari berani untuk melakukan gugatan, berani untuk bersaksi hingga mengubur mimpi tentang karirnya di televisi karena ingin melakukan solidaritas pada pekerja lainnya.
Bomshell seperti bom waktu, dimana semua perempuan bersama-sama berani untuk melawan pelecehan seksual yang dialaminya.
Film ini kemudian menjadi salah satu inisiator gerakan #Metoo dimana banyak pelecehan seksual yang terjadi pada para pekerja film dan pekerja seni lainnya di sana.
(Foto: 21cineplex.com)
SEARCH
LATEST
3-latest-65px
SECCIONS
- Agenda HAM (1)
- Agenda Perempuan (6)
- catatan peristiwa (15)
- film (10)
- perempuan inspiratif (5)
- peristiwa (41)
- perspektif (58)
- Resensi Film (3)
Powered by Blogger.
Site Map
Kasus Aice: Dilema Buruh Perempuan Dan Pentingnya Kesetaraan Gender di Tempat Kerja
Para pekerja perempuan sedang bekerja di pabrik wig, Yogyakarta, 13 Desember 2019. RWicaksono/Shutterstock Aisha Amelia Yasmin , The Convers...
Popular Posts
-
Christophe Petit Tesson/EPA Sarah L. Cook , Georgia State University ; Lilia M. Cortina , University of Michigan , dan Mary P. Koss , Univer...
-
Co-working space telah menjadi sebuah cara yang innovative untuk bekerja diluar kantor pusat tanpa menjadi bekerja sendiri di rumah. (Shutte...
-
Apa yang salah dengan janda? Selama ini banyak pandangan miring tentang janda, seolah-olah yang dilakukan dan diputuskan oleh janda selalu s...
-
Sebuah gerakan global yang bernama “One Billion Rising” diadakan setiap tanggal 14 Februari, tepat di hari Valentine. Apakah One Billion Ris...
-
*Lala Firda- www.Konde.co Konde.co- Menjadi feminis di usia 17 adalah sesuatu yang langka yang saya jumpai di masa lalu. Tapi saya sudah mel...
-
Poedjiati Tan- www.Konde.co Jakarta, Konde.co- Setelah sebelumnya panitya seleksi pemilihan anggota Komnas Perempuan menyerahkan 20 calon an...
-
*Poedjiati Tan- www.Konde.co Jakarta, Konde.co- Jurnalis adalah pekerja yang banyak berada di tengah kerumunan. Mereka berada di kerumunan m...
-
Konde.co- Menjelang siang hari tanggal 17 Februari 2020, salah satu pengurus Serikat Buruh, Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indone...
-
Atalia (bukan nama sebenarnya), 28 tahun stress bukan kepalang. Wabah Corona atau Covid-19 ini membuatnya cemas. Ia cemas dengan keadaan pac...
-
Single and very happy? fizkes/ShutterStock Karel Karsten Himawan , Universitas Pelita Harapan Tren pertumbuhan orang lajang di negara Barat ...
Total Pageviews
Home Top Ad
space iklan
Cari Blog Ini
Blog Archive
-
▼
2020
(89)
-
▼
January
(27)
- 5 cara kita bisa bantu menyelesaikan masalah krisi...
- Compress 2020 Ajak Jurnalis Muda Berani Berkolabor...
- Film Bombshell, Kisah Pelecehan Seksual Menimpa Pe...
- Pekerja Migran, Stigma sebagai Pembawa Penyakit Hi...
- Korban Kekerasan Seksual, Jalan Panjang Menuntaska...
- Jurnalis Perempuan Bicara: Ngobrol tentang Media P...
- Problem Jurnalis Perempuan: Stigma Malas Ketika Me...
- Perempuan Arab Saudi sedang berjuang untuk kebebas...
- Menstruasi tak Hanya Menjadi Urusan Perempuan
- Apa bedanya pencabulan,serangan seksual,pelecehan ...
- Jika Disahkan, Apa Dampak Omnibus Law Bagi Buruh P...
- 10 Tanda Kekerasan yang Dialami Perempuan Muda
- Film NKCTHI: Ini Cerita tentang Keluarga yang Norm...
- Call for Proposal Pundi Perempuan
- Pemberitaan Kekerasan Seksual: Antara Sensasionali...
- Pencemburu, Stigma Negatif yang Dilekatkan pada Pe...
- Razia LGBT Walikota Depok Merupakan Tindakan Pelec...
- Apakah Omnibus Law dan Mengapa Buruh Perempuan Men...
- Komunitas Emak Blogger: Berjejaring Mengatasi Pers...
- 5 Anggapan Salah tentang LGBT
- Penulisan Kasus Reynhard Sinaga, Sensasi Media dan...
- Dugaan Perkosaan yang Dilakukan Aktivis: Semua Bis...
- Perempuan Pekerja Garmen, Bagaimana Bertahan Hidup...
- Martha Christina Tiahahu, Perjuangan Perempuan Mud...
- Kisah Penyintas Kekerasan: Perselingkuhan yang Men...
- Waspada Penyakit yang Mampir Setelah Banjir
- Habibie & Ainun 3, Seksisme dan Diskriminasi yang ...
-
▼
January
(27)
Video Of Day
Flickr Images
Find Us On Facebook
VIDEO
ads
TENTANG KAMI
Labels
Tags 1
Labels Cloud
RECENT POST
3/recent/post-list
Recent Posts
4/recent/post-list
Konde's Talk
Pages
TENTANG KAMI
Pages
Tentang kami
Subscribe Us
In frame
recent/hot-posts
No comments:
Post a Comment