Aktivis KASBI Diteror, Buruh Tetap Menolak Omnibus Law
Konde.co- Menjelang siang hari tanggal 17 Februari 2020, salah satu pengurus Serikat Buruh, Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), Darto dikagetkan oleh kedatangan 10-15 orang ke sekretariat KASBI di Cipinang, Jakarta Timur.
Yang datang ini rata-rata berumur 15-17 tahun dan berteriak-teriak agar KASBI dibubarkan karena telah menolak omnibus law. Massa ini berteriak menyuarakan bubarkan KASBI karena mereka nilai, para aktivis buruh di KASBI telah menghambat omnibus law, kata Darto.
Tidak seperti aksi buruh yang tampak sering dihambat meski sudah mengajukan surat pemberitahuan ke polisi, aksi para pendemo ini tampak begitu lancar dan cepat meski tidak melayangkan pemberitahuan ke polisi.
Setelah itu para pendemo bergesar dan mengatakan akan melanjutkan aksi mereka di Kementerian Hukum dan HAM untuk menuntut pembubaran KASBI.
KASBI mengecam aksi tersebut, karena dalam ruang demokrasi seharusnya kebebasan menyampaikan pendapat tentang persoalan rakyat untuk mengkritik berbagai regulasi dan kebijakan seharusnya didengar, bukan kemudian membuat teror bagi publik yang tengah berjuang.
KASBI dalam penyataan sikapnya menjelaskan bahwa mereka bersama organisasi buruh lainnya menolak omnibus law, karena omnibus law akan mempertinggi kerusakan lingkungan dan memiskinkan buruh.
Omnibus law adalah pembuatan satu undang-undang dengan isu besar yang bisa menghilangkan beberapa undang-undang yang lain. Jadi nantinya akan dibuat 1 undang-undang dari hasil penyederhanaan sejumlah undang-undang yang lain.
Pemerintah membuat omnibus law untuk mempercepat pelaksanaan investasi di Indonesia. Namun rencana ini ditolak para buruh karena pembuatan omnibus law tak pernah mengikutsertakan buruh. Pemerintah juga terkesan sembunyi-sembunyi membuat aturan ini.
Dalam Omnibus law yang dibuat pemerintah, banyak pasal yang merugikan pekerja terutama pekerja perempuan. Misalnya disebutkan bahwa kontrak untuk pekerja akan dilakukan tanpa batasan waktu dan jenis pekerjaan, upah minimum kabupaten/kota juga dihapus, upah akan diganti per jam, dan pengusaha tidak diwajibkan membayar cuti hamil, haid, dan menikah. Hal lain, cuti besar juga akan dihapus dan tidak ada sanksi pidana bagi pengusaha pelanggar hukum.
“Yang akan mendapat kerugian, penderitaan dan kesengsaraan itu rakyat Indonesia seperti buruh, pemuda, pelajar, tani, masyarakat adat, nelayan,” kata Nining Elitos.
KASBI juga mengaskan bahwa mereka tidak akan mencabut tuntutan melawan omnibus law. Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI) juga memperingatkan bahwa aksi teror ini mungkin baru permulaan. KPBI menyerukan agar berbagai gerakan perlu meningkatkan persatuan. Sebab, serangan terhadap gerakan-gerakan yang menolak omnibus law mungkin akan kembali terjadi.
Sebelumnya, KASBI bersama GEBRAK dan Fraksi Rakyat Indonesia menyuarakan penolakan terhadap rencana pemerintah tentang omnibus law. Pada 13 Januari 2020 GEBRAK melancarkan aksi ke DPR RI menolak rancangan undang-undang yang pembahasan draftnya berlangsung secara misteris karena tidak melibatkan masyarakat dan sembunyi-sembunyi.
(Foto/ Ilustrasi: Pixabay)
(Disarikan dari www.buruh.co, artikel ini merupakan kerjasama www.Konde.co dan www.Buruh.co)
SEARCH
LATEST
3-latest-65px
SECCIONS
- Agenda HAM (1)
- Agenda Perempuan (6)
- catatan peristiwa (15)
- film (10)
- perempuan inspiratif (5)
- peristiwa (41)
- perspektif (58)
- Resensi Film (3)
Powered by Blogger.
Site Map
Kasus Aice: Dilema Buruh Perempuan Dan Pentingnya Kesetaraan Gender di Tempat Kerja
Para pekerja perempuan sedang bekerja di pabrik wig, Yogyakarta, 13 Desember 2019. RWicaksono/Shutterstock Aisha Amelia Yasmin , The Convers...
Popular Posts
-
Christophe Petit Tesson/EPA Sarah L. Cook , Georgia State University ; Lilia M. Cortina , University of Michigan , dan Mary P. Koss , Univer...
-
Co-working space telah menjadi sebuah cara yang innovative untuk bekerja diluar kantor pusat tanpa menjadi bekerja sendiri di rumah. (Shutte...
-
Apa yang salah dengan janda? Selama ini banyak pandangan miring tentang janda, seolah-olah yang dilakukan dan diputuskan oleh janda selalu s...
-
Sebuah gerakan global yang bernama “One Billion Rising” diadakan setiap tanggal 14 Februari, tepat di hari Valentine. Apakah One Billion Ris...
-
*Lala Firda- www.Konde.co Konde.co- Menjadi feminis di usia 17 adalah sesuatu yang langka yang saya jumpai di masa lalu. Tapi saya sudah mel...
-
Poedjiati Tan- www.Konde.co Jakarta, Konde.co- Setelah sebelumnya panitya seleksi pemilihan anggota Komnas Perempuan menyerahkan 20 calon an...
-
*Poedjiati Tan- www.Konde.co Jakarta, Konde.co- Jurnalis adalah pekerja yang banyak berada di tengah kerumunan. Mereka berada di kerumunan m...
-
Konde.co- Menjelang siang hari tanggal 17 Februari 2020, salah satu pengurus Serikat Buruh, Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indone...
-
Atalia (bukan nama sebenarnya), 28 tahun stress bukan kepalang. Wabah Corona atau Covid-19 ini membuatnya cemas. Ia cemas dengan keadaan pac...
-
Single and very happy? fizkes/ShutterStock Karel Karsten Himawan , Universitas Pelita Harapan Tren pertumbuhan orang lajang di negara Barat ...
Total Pageviews
Home Top Ad
space iklan
Cari Blog Ini
Blog Archive
-
▼
2020
(89)
-
▼
February
(29)
- Apa yang Salah Jika Saya Menjadi Feminis di Usia 17?
- Mengapa Menjadi Cantik Dianggap Penting di Media S...
- Tahukah Kamu: Pekerja Seks adalah Pekerja yang Men...
- Mengapa Orang Memajang 'Foto dengan Pasangan' di S...
- Menyebabkan Kekerasan dan Ketidakadilan Gender, Or...
- Little Women: Perempuan Berhak Hidup atas Pilihann...
- Bagaimana Kesenian di Indonesia Memotret LGBT?
- Aktivis Mengecam Intimidasi dan Penggeledahan Paks...
- Pengalaman Perempuan: Betapa Repotnya saat Banjir
- Mengapa Para Aktivis Menolak RUU Ketahanan Keluarga?
- Kekerasan yang Dialami Pekerja Perempuan di Rumah,...
- Clickbait, Sebuah Tipuan atau Taktik dalam Bermedia?
- Aktivis KASBI Diteror, Buruh Tetap Menolak Omnibus...
- Lucinta Luna dan Sorotan atas Identitas Personalnya
- LBH APIK: Anggota DPR yang Menjebak Perempuan Haru...
- Valentine, Tak Melulu Urusan Asmara
- Apa One Billion Rising dan Mengapa Gerakannya Pent...
- Kasus BEM UNJ, Mengaburkan Foto Perempuan adalah T...
- Apa Menariknya Kisah Asmara si Doel?
- Membongkar Mitos Perempuan dalam Karya Seni Doloro...
- Laki-laki yang Menganut Paham Maskulinitas Seksis ...
- Dijerat oleh Politisi, Dukungan Mengalir Deras unt...
- Aktivis: Selesaikan Dugaan Kasus Kekerasan Seksua...
- Pelecehan Seksual Menimpa Perempuan Penjual Jamu (2)
- Pekerja Seks di Indonesia: Dari Rehabilitasi yang ...
- Pelecehan Seksual Menimpa Perempuan Penjual Jamu (1)
- Pekerja yang sedang Menyusui Tak Mendapat Istiraha...
- Lasminingrat, Penulis Sastra Feminis yang tak Bany...
- Melihat Apakah Perempuan akan Menjadi Subyek dalam...
-
▼
February
(29)
Video Of Day
Flickr Images
Find Us On Facebook
VIDEO
ads
TENTANG KAMI
Labels
Tags 1
Labels Cloud
RECENT POST
3/recent/post-list
Recent Posts
4/recent/post-list
Konde's Talk
Pages
TENTANG KAMI
Pages
Tentang kami
Subscribe Us
In frame
recent/hot-posts
No comments:
Post a Comment