Melihat Apakah Perempuan akan Menjadi Subyek dalam Pemerintahan Saat Ini?
By
konde
perspektif
*Ega Melindo- www.Konde.co
Konde.co- 2 Rancangan Undang-Undang (RUU) yaitu RUU Pekerja Rumah Tangga (PPRT) dan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS) masuk dalam Prolegnas 2020.
Dengan kondisi pemerintah dan anggota DPR saat ini, apakah kedua RUU ini bisa disahkan dalam masa pemerintahan 2019-2024?
Ada sejumlah catatan penting bagaimana pemerintah dan DPR dalam sejumlah programnya masih menjadikan perempuan sebagai obyek, bukan subyek. Mungkin catatan ini bisa digunakan sebagai landasan untuk melihat kondisi perempuan di masa ini.
Solidaritas Perempuan mencatat tentang sejumlah hal yang buruk yang dilakukan pada pemerintahan yang lalu dan dalam Pemilu 2019 sebagai catatan akhir tahun 2019:
1. Istilah Emak dan Ibu Bangsa sebagai Simbolik Order
Menyebut perempuan sebagai ‘ ibu bangsa’ dan ‘emak-emak’ dalam kampanye Capres dan Cawapres adalah hal yang harus digarisbawahi dalam perhelatan Pemilu 2019 lalu. Kedua kalimat ini menunjukkan kalimat perempuan yang terjebak dalam simbolik order.
Ini juga menunjukkan bahwa pemerintah belum melihat perempuan sebagai subyek yang bisa memimpin.
Istiilah ‘emak-emak’ ini banyak dilontarkan Sandiaga Uno dalam kampanyenya sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) mendampingi Calon Presiden (Capres), Prabowo. Emak-emak adalah penjaga agar pangan tetap stabil, begitu kira-kira pidato-pidato yang pernah dilontarkan.
Sedangkan Presiden Jokowo dan Amin memilih sebutan perempuan sebagai ‘ibu bangsa’, perempuan yang mendidik anak-anak, menjaga moralitas keluarga dan menggerakan ekonomi masyarakat dalam kampanye-kampanyenya. Dalam kampanye Pemilu 2019, Solidaritas Perempuan mencatat tidak ada debat-debat yang substantif dari keduanya.
Kedua sebutan itu justru semakin memperkuat konstruksi gender yang melekatkan perempuan pada tanggungjawab domestik. Cara pandang ini memperlihatkan obyektifikasi perempuan sebagai penerima program, bukan sebagai pemimpin.
Apakah pemerintah juga menjadikan perempuan hanya sebagai penerima program, bukan sebagai pemimpin di masa ini? Kita bisa sama-sama melihat dan mencermatinya dalam rapor pemerintah dan DPR ini.
2. Praktik Fundamentalisme Menguat
Selan simbolik order, juga kondisi menguatnya praktik fundamentalisme dalam Pemilu 2019 lalu.
Dengan banyaknya Peraturan Daerah (Perda) diskriminatif yang ada sekarang, ini juga menyuburkan perempuan sebagai korban. Suburnya kondisi fundamentalisme ini merupakan kondisi bahaya bagi demokrasi karena telah menguatkan nilai-nilai konservatisme dan patriarki. Dan ini semua dilakukan untuk mendongkrak suara.
Yang harus dicatat, di tahun 2017 setidaknya terdapat 36 kasus dengan 32 kasus yang mengkriminalisasi perempuan sebagai terpidana akibat penerapan qanun jinayat. Perempuan mengalami dampak berlapis, seperti dikucilkan masyarakat dan sulit mengakses pelayanan publik dan ekonomi.
Politik identitas yang menguat ini berdampak terhadap perempuan, penggunaan tafsir agama sebagai alat untuk mengontrol tubuh perempuan.
3. Minim Agenda Politik Perempuan di DPRD
Dalam kampanye-kampanye Calon Lesgislatif (Caleg) di DPRD kabupaten dan kota kala itu, minim Caleg yang mengungkapkan tentang agenda perempuan. Hampir semua malah terjebak untuk mendukung kubu yang satu dan kubu yang lainnya. Ini juga menunjukkan strategi unjuk gigi kekuatan partai ketimbang keberpihakan pada perempuan.
4. Konsolidasi Kelompok Elit yang Melanggengkan Patriarki
Di ujung tahun 2019, Pemerintah juga menolak pengesahan agenda perempuan, seperti tidak mengesahkan RUU Pekerja Rumah Tangga (PPRT) dan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS) serta RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender.
Namun di tahun ini, RUU PRT dan RUU PKS masuk dalam Prolegnas. Walaupun kita belum tahu apakah 2 RUU ini bisa disyahkan dalam masa periode 2019-2024.
Kondisi lain yaitu banyaknya investasi yang yang berdampak pada kehidupan perempuan. Ini bisa dilihat dari proyek industri, proyek reklamasi yang meminggirkan perempuan yang hidup di sekitar proyek investasi yang merugikan lingkungan.
Padahal di satu sisi, perempuan dituntut untuk punya daya saing yang tinggi dalam proyek investasi ini. Kondisi ini semakin meminggirkan perempuan.
Catatan ini bisa digunakan untuk melihat bagaimana pemerintah dan DPR menjalankan kerja-kerjanya untuk perempuan, apakah perempuan dijadikan subyek ataukah obyek politik?.
*Ega Melindo, Staff Divisi Kampanye Solidaritas Perempuan
SEARCH
LATEST
3-latest-65px
SECCIONS
- Agenda HAM (1)
- Agenda Perempuan (6)
- catatan peristiwa (15)
- film (10)
- perempuan inspiratif (5)
- peristiwa (41)
- perspektif (58)
- Resensi Film (3)
Powered by Blogger.
Site Map
Kasus Aice: Dilema Buruh Perempuan Dan Pentingnya Kesetaraan Gender di Tempat Kerja
Para pekerja perempuan sedang bekerja di pabrik wig, Yogyakarta, 13 Desember 2019. RWicaksono/Shutterstock Aisha Amelia Yasmin , The Convers...
Popular Posts
-
Christophe Petit Tesson/EPA Sarah L. Cook , Georgia State University ; Lilia M. Cortina , University of Michigan , dan Mary P. Koss , Univer...
-
Co-working space telah menjadi sebuah cara yang innovative untuk bekerja diluar kantor pusat tanpa menjadi bekerja sendiri di rumah. (Shutte...
-
Apa yang salah dengan janda? Selama ini banyak pandangan miring tentang janda, seolah-olah yang dilakukan dan diputuskan oleh janda selalu s...
-
Sebuah gerakan global yang bernama “One Billion Rising” diadakan setiap tanggal 14 Februari, tepat di hari Valentine. Apakah One Billion Ris...
-
*Lala Firda- www.Konde.co Konde.co- Menjadi feminis di usia 17 adalah sesuatu yang langka yang saya jumpai di masa lalu. Tapi saya sudah mel...
-
Poedjiati Tan- www.Konde.co Jakarta, Konde.co- Setelah sebelumnya panitya seleksi pemilihan anggota Komnas Perempuan menyerahkan 20 calon an...
-
*Poedjiati Tan- www.Konde.co Jakarta, Konde.co- Jurnalis adalah pekerja yang banyak berada di tengah kerumunan. Mereka berada di kerumunan m...
-
Konde.co- Menjelang siang hari tanggal 17 Februari 2020, salah satu pengurus Serikat Buruh, Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indone...
-
Atalia (bukan nama sebenarnya), 28 tahun stress bukan kepalang. Wabah Corona atau Covid-19 ini membuatnya cemas. Ia cemas dengan keadaan pac...
-
Single and very happy? fizkes/ShutterStock Karel Karsten Himawan , Universitas Pelita Harapan Tren pertumbuhan orang lajang di negara Barat ...
Total Pageviews
Home Top Ad
space iklan
Cari Blog Ini
Blog Archive
-
▼
2020
(89)
-
▼
February
(29)
- Apa yang Salah Jika Saya Menjadi Feminis di Usia 17?
- Mengapa Menjadi Cantik Dianggap Penting di Media S...
- Tahukah Kamu: Pekerja Seks adalah Pekerja yang Men...
- Mengapa Orang Memajang 'Foto dengan Pasangan' di S...
- Menyebabkan Kekerasan dan Ketidakadilan Gender, Or...
- Little Women: Perempuan Berhak Hidup atas Pilihann...
- Bagaimana Kesenian di Indonesia Memotret LGBT?
- Aktivis Mengecam Intimidasi dan Penggeledahan Paks...
- Pengalaman Perempuan: Betapa Repotnya saat Banjir
- Mengapa Para Aktivis Menolak RUU Ketahanan Keluarga?
- Kekerasan yang Dialami Pekerja Perempuan di Rumah,...
- Clickbait, Sebuah Tipuan atau Taktik dalam Bermedia?
- Aktivis KASBI Diteror, Buruh Tetap Menolak Omnibus...
- Lucinta Luna dan Sorotan atas Identitas Personalnya
- LBH APIK: Anggota DPR yang Menjebak Perempuan Haru...
- Valentine, Tak Melulu Urusan Asmara
- Apa One Billion Rising dan Mengapa Gerakannya Pent...
- Kasus BEM UNJ, Mengaburkan Foto Perempuan adalah T...
- Apa Menariknya Kisah Asmara si Doel?
- Membongkar Mitos Perempuan dalam Karya Seni Doloro...
- Laki-laki yang Menganut Paham Maskulinitas Seksis ...
- Dijerat oleh Politisi, Dukungan Mengalir Deras unt...
- Aktivis: Selesaikan Dugaan Kasus Kekerasan Seksua...
- Pelecehan Seksual Menimpa Perempuan Penjual Jamu (2)
- Pekerja Seks di Indonesia: Dari Rehabilitasi yang ...
- Pelecehan Seksual Menimpa Perempuan Penjual Jamu (1)
- Pekerja yang sedang Menyusui Tak Mendapat Istiraha...
- Lasminingrat, Penulis Sastra Feminis yang tak Bany...
- Melihat Apakah Perempuan akan Menjadi Subyek dalam...
-
▼
February
(29)
Video Of Day
Flickr Images
Find Us On Facebook
VIDEO
ads
TENTANG KAMI
Labels
Tags 1
Labels Cloud
RECENT POST
3/recent/post-list
Recent Posts
4/recent/post-list
Konde's Talk
Pages
TENTANG KAMI
Pages
Tentang kami
Subscribe Us
In frame
recent/hot-posts
No comments:
Post a Comment