Waspada Penyakit yang Mampir Setelah Banjir
*Tika Adriana- www.Konde.co
Jakarta, Konde.co- Ribuan perempuan, anak-anak dan warga Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) telah menjadi korban banjir sejak awal tahun, 1 Januari 2020.
Banjir yang telah menerjang wilayah Jabodetabek di pembuka tahun 2020 tak hanya mengakibatkan kerusakan material, tapi juga mengganggu kesehatan para korban. Bahkan, bencana yang terjadi karena ulah manusia ini pun telah menimbulkan korban jiwa.
dr. Moh. Adib Khumaidi, SpOT, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI) mengatakan bahwa masyarakat perlu mewaspadai sejumlah penyakit yang muncul.
"Selain [akibat] sampah dan kotoran yang bercampur dalam air banjir, dikhawatirkan juga ada hewan liar, serta pecahan benda-benda tajam yang turut dalam arus banjir tersebut," dalam siaran pers yang diterima Konde.co, Kamis (2/1/2019).
Beberapa penyakit yang dapat muncul setelah banjir, yakni:
1.Leptospirosis
Penyakit yang disebabkan karena air banjir yang kotor bercampur dengan kotoran tikus dan sampah.
2. Diare dan Demam Tifoid
Penyakit yang disebabkan oleh konsumsi makanan dan minuman serta kebersihan yang kurang higienis terutama karena selama banjir berlangsung banyak tumpukan sampah dan kotoran bercampur ke dalam rumah dan menempel di tubuh.
3.Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit ini disebabkan oleh nyamuk Aedes Agepty yang berpotensi muncul akibat tumpukan sampah dan rongsokan di area yang lembab paska banjir.
4.Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Penyakit yang disebabkan oleh udara dingin bercampur dengan air beraroma kotor selama banjir berlangsung
5.Asam Lambung dan Migrain
Penyakit yang disebabkan karena umumnya korban banjir tidak mengonsumsi makanan sesuai gizi dan tidak makan tepat waktu. Hal ini umumnya banyak dialami oleh korban banjir usia produktif dan Lansia.
6.Flu dan demam
Penyakit yang disebabkan karena korban banjir terpapar air dan udara dingin cukup lama.
7.Infeksi kulit
Penyakit yang terjadi akibat paparan dengan air banjir yang bercampur dengan kotoran manusia, hewan, juga sampah dan lumpur.
Adib menegaskan, pencegahan wajib dilakukan untuk menghindari penyakit yang bisa menghampiri siapa saja setelah banjir, khususnya anak-anak dengan cara-cara berikut:
1.Menghindarkan anak-anak untuk bermain air banjir agar terhindar dari berbagai jenis penyakit yang mungkin timbul sesudahnya
2.Tidak merendam kaki dalam air banjir kecuali untuk upaya penyelamatan
3.Segera mengganti pakaian basah dengan pakaian kering untuk mencegah hipotermia
4.Melindungi anggota tubuh dengan mengenakan sarung tangan dan sepatu boots apabila harus terjun ke dalam air banjir
5.Mengenakan masker sewaktu membersihkan rumah dari kotoran air banjir serta hindari luka yang dapat berpotensi masuknya kuman.
6.Konsumsi makanan dan minuman yang higienis. Banyak minum air putih daripada minuman jenis lainnya untuk menjaga agar asam lambung tetap seimbang, serta juga tidak mengonsumsi makanan pedas
7.Mengonsumsi makanan yang segar dan perhatikan waktu kadaluarsa. Jangan lupa untuk mencuci tangan pakai sabun atau antiseptik sebelum makan
8.Siapkan persediaan obat-obat sederhana seperti penurun panas, obat lambung dan diare serta vitamin terutama untuk anak-anak dan balita. Jika ada keluhan kesehatan lebih lanjut segera berobat ke dokter di puskesmas atau posko kesehatan.
"Mengingat musim hujan dan cuaca ekstrim ini masih akan berlangsung hingga dua bulan mendatang dan dikhawatirkan adanya banjir susulan atau berulang, untuk itu PDEI mengimbau masyarakat agar melakukan pencegahan semaksimal mungkin," tambahnya.
Selain itu, PDEI juga meminta kepada pemerintah daerah untuk memastikan ketersediaan air bersih, tempat pengungsian yang higienis, dan sanitasi yang baik untuk masyarakat di wilayah terdampak banjir.
"Saat ini tim medis PDEI sedang membangun posko kesehatan di beberapa wilayah, diantaranya Banten, Serang, Jakarta Pusat," tutur Adib.
(Foto/ Ilustrasi: Pixabay)
*Tika Adriana, jurnalis perempuan yang sedang berjuang. Saat ini managing editor Konde.co
SEARCH
LATEST
3-latest-65px
SECCIONS
- Agenda HAM (1)
- Agenda Perempuan (6)
- catatan peristiwa (15)
- film (10)
- perempuan inspiratif (5)
- peristiwa (41)
- perspektif (58)
- Resensi Film (3)
Powered by Blogger.
Site Map
Kasus Aice: Dilema Buruh Perempuan Dan Pentingnya Kesetaraan Gender di Tempat Kerja
Para pekerja perempuan sedang bekerja di pabrik wig, Yogyakarta, 13 Desember 2019. RWicaksono/Shutterstock Aisha Amelia Yasmin , The Convers...
Popular Posts
-
Christophe Petit Tesson/EPA Sarah L. Cook , Georgia State University ; Lilia M. Cortina , University of Michigan , dan Mary P. Koss , Univer...
-
Co-working space telah menjadi sebuah cara yang innovative untuk bekerja diluar kantor pusat tanpa menjadi bekerja sendiri di rumah. (Shutte...
-
Apa yang salah dengan janda? Selama ini banyak pandangan miring tentang janda, seolah-olah yang dilakukan dan diputuskan oleh janda selalu s...
-
Sebuah gerakan global yang bernama “One Billion Rising” diadakan setiap tanggal 14 Februari, tepat di hari Valentine. Apakah One Billion Ris...
-
*Lala Firda- www.Konde.co Konde.co- Menjadi feminis di usia 17 adalah sesuatu yang langka yang saya jumpai di masa lalu. Tapi saya sudah mel...
-
Poedjiati Tan- www.Konde.co Jakarta, Konde.co- Setelah sebelumnya panitya seleksi pemilihan anggota Komnas Perempuan menyerahkan 20 calon an...
-
*Poedjiati Tan- www.Konde.co Jakarta, Konde.co- Jurnalis adalah pekerja yang banyak berada di tengah kerumunan. Mereka berada di kerumunan m...
-
Konde.co- Menjelang siang hari tanggal 17 Februari 2020, salah satu pengurus Serikat Buruh, Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indone...
-
Atalia (bukan nama sebenarnya), 28 tahun stress bukan kepalang. Wabah Corona atau Covid-19 ini membuatnya cemas. Ia cemas dengan keadaan pac...
-
Single and very happy? fizkes/ShutterStock Karel Karsten Himawan , Universitas Pelita Harapan Tren pertumbuhan orang lajang di negara Barat ...
Total Pageviews
Home Top Ad
space iklan
Cari Blog Ini
Blog Archive
-
▼
2020
(89)
-
▼
January
(27)
- 5 cara kita bisa bantu menyelesaikan masalah krisi...
- Compress 2020 Ajak Jurnalis Muda Berani Berkolabor...
- Film Bombshell, Kisah Pelecehan Seksual Menimpa Pe...
- Pekerja Migran, Stigma sebagai Pembawa Penyakit Hi...
- Korban Kekerasan Seksual, Jalan Panjang Menuntaska...
- Jurnalis Perempuan Bicara: Ngobrol tentang Media P...
- Problem Jurnalis Perempuan: Stigma Malas Ketika Me...
- Perempuan Arab Saudi sedang berjuang untuk kebebas...
- Menstruasi tak Hanya Menjadi Urusan Perempuan
- Apa bedanya pencabulan,serangan seksual,pelecehan ...
- Jika Disahkan, Apa Dampak Omnibus Law Bagi Buruh P...
- 10 Tanda Kekerasan yang Dialami Perempuan Muda
- Film NKCTHI: Ini Cerita tentang Keluarga yang Norm...
- Call for Proposal Pundi Perempuan
- Pemberitaan Kekerasan Seksual: Antara Sensasionali...
- Pencemburu, Stigma Negatif yang Dilekatkan pada Pe...
- Razia LGBT Walikota Depok Merupakan Tindakan Pelec...
- Apakah Omnibus Law dan Mengapa Buruh Perempuan Men...
- Komunitas Emak Blogger: Berjejaring Mengatasi Pers...
- 5 Anggapan Salah tentang LGBT
- Penulisan Kasus Reynhard Sinaga, Sensasi Media dan...
- Dugaan Perkosaan yang Dilakukan Aktivis: Semua Bis...
- Perempuan Pekerja Garmen, Bagaimana Bertahan Hidup...
- Martha Christina Tiahahu, Perjuangan Perempuan Mud...
- Kisah Penyintas Kekerasan: Perselingkuhan yang Men...
- Waspada Penyakit yang Mampir Setelah Banjir
- Habibie & Ainun 3, Seksisme dan Diskriminasi yang ...
-
▼
January
(27)
Video Of Day
Flickr Images
Find Us On Facebook
VIDEO
ads
TENTANG KAMI
Labels
Tags 1
Labels Cloud
RECENT POST
3/recent/post-list
Recent Posts
4/recent/post-list
Konde's Talk
Pages
TENTANG KAMI
Pages
Tentang kami
Subscribe Us
In frame
recent/hot-posts
No comments:
Post a Comment