Menstruasi tak Hanya Menjadi Urusan Perempuan
By
konde
perspektif
*Inan Iftinah- www.Konde.co
Konde.co- Santi merasakan nyeri haid ketika datang menstruasi pertama. Itu dialami ketika ia masuk SMP.
Perutnya seperti diiris, agak melilit, penginnya tidur terus dan malas untuk beraktivitas. Sebelumnya ia tak pernah merasakan yang seperti ini.
Ketika ia bertanya pada teman-teman perempuannya, hampir semua mengalami hal yang sama. Nyeri pada saat haid memang bukan hal yang baru bagi perempuan. Tak hanya nyeri, pada saat menstruasi datang, banyak yang merasakan kurang bebas. Sekali waktu harus mengganti pembalut atau melihat apakah ada darah yang menembus ke baju.
Hal-hal seperti ini sangat membuat tidak nyaman, mau olahraga rasanya nyeri, mau berenang rasanya aneh. Namun jika tak berolahraga, selalu ada yang bertanya,” Kenapa gak olahraga, San? Lagi sakit?.”
Belum lagi stereotype yang dilekatkan pada perempuan ketika haid: darah tak boleh menembus baju, padahal ini adalah hal-hal yang tak terhindarkan yang dialami perempuan. Perempuan yang mengalami, namun orang lain yang repot untuk mengurusi.
“Banyak hal yang tak nyaman, semua orang seolah memperhatikan ketika darah menembus ke baju. Rasanya risih,” kata Santi.
Mitos seputar menstruasi selama ini antaralain: penyakit perempuan, kutukan, dianggap tak suci, dll. Ada pula yang ketika menstruasi datang, anak mendapatkan pernyataan seperti: kamu sudah dewasa, kamu sudah bukan anak-anak lagi. Hal-hal yang justru membuat rasa tidak nyaman.
Irwan Abdullah dalam Jurnal Humaniora (2002) pernah menuliskan tentang mitos menstruasi dan konstruksi budaya atas realitas gender, seperti perempuan pada saat menstruasi tidak mendapatkan tempat yang layak karena dianggap kotor, seperti kehilangan hak untuk terlibat untuk kegiatan umum, sakit dan nyeri juga dengan sendirinya membuat perempuan menjadi terbatas dan tidak nyaman.
Hal lain, menstruasi ternyata tidak hanya bicara soal reproduksi perempuan, namun juga soal lingkungan. Sejak banyak anak-anak muda yang berkampanye soal lingkungan dan meminimalisir penggunaan plastik, orang kemudian juga bicara soal pembalut yang digunakan perempuan ketika haid.
Sebagian perempuan menggunakan pembalut sekali pakai, namun faktanya ternyata pembalut sekali pakai beserta kemasannya dan pembungkusnya masing-masing menghasilkan lebih dari 200.000 ton limbah pertahun karena pembalut ini dibuat dari bahan plastik
Dan bayangkan saja jika banyak perempuan setiap bulannya ketika datang haid, menggunakan plastik dalam tubuhnya.
Belakangan, kampanye penggunaan barang-barang ramah lingkungan semakin eksis terutama di kalangan milenial. Mulai dari stop sedotan plastik, gerakan membawa botol minum, hingga kantung plastik berbayar. Gerakan-gerakan ini mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjadi agen perubahan dalam kelestarian bumi.
Salah satu yang dikampanyekan adalah penggunaan pembalut menstrual cup bagi perempuan. Natracare pernah mengeluarkan data menstrual cup bisa dicuci dan dipakai berulang kali dan ramah lingkungan.
Namun dari banyaknya produk pembalut untuk menstruasi ini, hal yang paling penting adalah sudah seharusnya kita bertanya pada perempuan, perasaan perempuan yang mengalami menstruasi setiap bulannya, perasaan perempuan yang harus menggunakan pembalut plastik setiap bulannya.
Menstruasi adalah situasi yang tak mengenakkan bagi perempuan, setiap saat harus ke kamar mandi untuk membersihkan vagina, tak terlalu bebas bergerak. Banyak teman-teman saya yang lain bahkan harus membatasi aktivitasnya ketika haid, karena sering merasakan nyeri dan lebih enak tidur di rumah.
Ada yang terpaksa sekolah padahal tubuhnya tak nyaman, belum lagi emosi karena hormonal yang naik turun. Perempuan pekerja punya hak untuk mengambil cuti haid ketika menstruasi datang, walaupun tak semua bisa mengambilnya. Masih saja ada perusahaan yang menganggap remeh menstruasi, tak memperbolehkan pekerjanya mengambil cuti haid, padahal ini diperbolehkan oleh undang-undang ketenagakerjaan.
Hal yang sama juga menimpa pelajar dan mahasiswa. Tak bisa mengambil cuti pelajar atau cuti mahasiswa. Bahkan ketika sedang haid dan tak masuk sekolah, rasanya aneh karena akan mengundang banyak pertanyaan.
Mestruasi seharusnya tak hanya menjadi urusan perempuan, namun juga urusan lingkungan sosial, dari penggunaan pembalut plastik yang tak ramah perempuan, harus terbatas geraknya karena nyeri dan banyak orang yang mentertawakan, bertanya ketika darah yang tembus di baju.
Jika semua orang mendukung ketika perempuan mengalami menstruasi, maka ini akan membantu mental perempuan. Perempuan bisa merasakan kenyamanan di tengah rasa nyeri.
(foto/ Ilustrasi: Konde.co)
*Inan Iftinah, mahasiswa London School of Public Relation, Jakarta
SEARCH
LATEST
3-latest-65px
SECCIONS
- Agenda HAM (1)
- Agenda Perempuan (6)
- catatan peristiwa (15)
- film (10)
- perempuan inspiratif (5)
- peristiwa (41)
- perspektif (58)
- Resensi Film (3)
Powered by Blogger.
Site Map
Kasus Aice: Dilema Buruh Perempuan Dan Pentingnya Kesetaraan Gender di Tempat Kerja
Para pekerja perempuan sedang bekerja di pabrik wig, Yogyakarta, 13 Desember 2019. RWicaksono/Shutterstock Aisha Amelia Yasmin , The Convers...
Popular Posts
-
Christophe Petit Tesson/EPA Sarah L. Cook , Georgia State University ; Lilia M. Cortina , University of Michigan , dan Mary P. Koss , Univer...
-
Co-working space telah menjadi sebuah cara yang innovative untuk bekerja diluar kantor pusat tanpa menjadi bekerja sendiri di rumah. (Shutte...
-
Apa yang salah dengan janda? Selama ini banyak pandangan miring tentang janda, seolah-olah yang dilakukan dan diputuskan oleh janda selalu s...
-
Sebuah gerakan global yang bernama “One Billion Rising” diadakan setiap tanggal 14 Februari, tepat di hari Valentine. Apakah One Billion Ris...
-
*Lala Firda- www.Konde.co Konde.co- Menjadi feminis di usia 17 adalah sesuatu yang langka yang saya jumpai di masa lalu. Tapi saya sudah mel...
-
Poedjiati Tan- www.Konde.co Jakarta, Konde.co- Setelah sebelumnya panitya seleksi pemilihan anggota Komnas Perempuan menyerahkan 20 calon an...
-
*Poedjiati Tan- www.Konde.co Jakarta, Konde.co- Jurnalis adalah pekerja yang banyak berada di tengah kerumunan. Mereka berada di kerumunan m...
-
Konde.co- Menjelang siang hari tanggal 17 Februari 2020, salah satu pengurus Serikat Buruh, Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indone...
-
Atalia (bukan nama sebenarnya), 28 tahun stress bukan kepalang. Wabah Corona atau Covid-19 ini membuatnya cemas. Ia cemas dengan keadaan pac...
-
Single and very happy? fizkes/ShutterStock Karel Karsten Himawan , Universitas Pelita Harapan Tren pertumbuhan orang lajang di negara Barat ...
Total Pageviews
Home Top Ad
space iklan
Cari Blog Ini
Blog Archive
-
▼
2020
(89)
-
▼
January
(27)
- 5 cara kita bisa bantu menyelesaikan masalah krisi...
- Compress 2020 Ajak Jurnalis Muda Berani Berkolabor...
- Film Bombshell, Kisah Pelecehan Seksual Menimpa Pe...
- Pekerja Migran, Stigma sebagai Pembawa Penyakit Hi...
- Korban Kekerasan Seksual, Jalan Panjang Menuntaska...
- Jurnalis Perempuan Bicara: Ngobrol tentang Media P...
- Problem Jurnalis Perempuan: Stigma Malas Ketika Me...
- Perempuan Arab Saudi sedang berjuang untuk kebebas...
- Menstruasi tak Hanya Menjadi Urusan Perempuan
- Apa bedanya pencabulan,serangan seksual,pelecehan ...
- Jika Disahkan, Apa Dampak Omnibus Law Bagi Buruh P...
- 10 Tanda Kekerasan yang Dialami Perempuan Muda
- Film NKCTHI: Ini Cerita tentang Keluarga yang Norm...
- Call for Proposal Pundi Perempuan
- Pemberitaan Kekerasan Seksual: Antara Sensasionali...
- Pencemburu, Stigma Negatif yang Dilekatkan pada Pe...
- Razia LGBT Walikota Depok Merupakan Tindakan Pelec...
- Apakah Omnibus Law dan Mengapa Buruh Perempuan Men...
- Komunitas Emak Blogger: Berjejaring Mengatasi Pers...
- 5 Anggapan Salah tentang LGBT
- Penulisan Kasus Reynhard Sinaga, Sensasi Media dan...
- Dugaan Perkosaan yang Dilakukan Aktivis: Semua Bis...
- Perempuan Pekerja Garmen, Bagaimana Bertahan Hidup...
- Martha Christina Tiahahu, Perjuangan Perempuan Mud...
- Kisah Penyintas Kekerasan: Perselingkuhan yang Men...
- Waspada Penyakit yang Mampir Setelah Banjir
- Habibie & Ainun 3, Seksisme dan Diskriminasi yang ...
-
▼
January
(27)
Video Of Day
Flickr Images
Find Us On Facebook
VIDEO
ads
TENTANG KAMI
Labels
Tags 1
Labels Cloud
RECENT POST
3/recent/post-list
Recent Posts
4/recent/post-list
Konde's Talk
Pages
TENTANG KAMI
Pages
Tentang kami
Subscribe Us
In frame
recent/hot-posts
No comments:
Post a Comment