Guyonan Misoginis Komentator Sepakbola, Apa yang Seharusnya Dilakukan?
By
konde
perspektif
*Tika Adriana- www.Konde.co
Konde.co- Tidak Cuma sekali, tubuh perempuan menjadi bahan bercandaan. Kali ini, dilakukan oleh Rama Soegianto yang berduet dengan komentarnya dalam pertandingan liga 1 yang ditayangkan di O-Channel dan Indosiar.
Cuplikan pertandingan itu viral setelah Mohammed Ali Mahrus melalui akun @AlionelMessi_ mengunggah video tersebut ke Twitternya (https://twitter.com/AlionelMessi_/status/1236495305287151618)
Dalam acara pertandingan Persita Tangerang melawan PSM Makassar pada Jumat, 6 Maret 2020, Rama yang merupakan komentator pertandingan mengeluarkan gurauan seputar tubuh para suporter sepak bola perempuan yang terekam oleh kamera.
“Ada sesuatu yang menonjol tapi bukan bakat, ada yang besar tapi bukan harapan,” komentar ini diungkapkan Rama pada saat gambar menunjukkan banyaknya perempuan yang sedang melompat, berekspresi melihat pertandingan bola. Ia mengomentari tubuh-tubuh perempuan ini dan bernada melecehkan.
Setelah dikritik oleh warganet, manajemen O Channel TV dan Shoppe Liga 1 meminta maaf atas kejadian tersebut. Mereka mengaku telah memberikan peringatan tegas dan sanksi internal kepada yang bersangkutan. Selain itu, pihak O Channel pun meminta Rama Sugianto untuk mengucapkan permohonan maaf di akun media sosial pribadinya.
“Mohon maaf sekali lagi jika bercanda saya sangat berlebihan. Ini jadi pelajaran berharga tentunya untuk saya ke depannya. InsyaAllah ini tidak akan terulang ke depannya,” ujar Rama Sugianto membalas Ali Mahrus di akun Twitternya.
Di masa lalu, lawakan misoginis, seksis, atau menjadikan tubuh seseorang sebagai objek candaan dianggap sebagai hal biasa dan bisa mengundang tawa. Guyonan seperti ini jika dibiarkan, akan semakin memperbesar diskriminasi terhadap perempuan dan mendorong perilaku seksis.
Ketika menjadi bahan bercanda, di saat itulah tubuh perempuan dipermalukan, menjadi bahan guyonan sarkastis. Pada saat itulah saya sering bertanya: apa sih, yang dipikirkan laki-laki ketika sedang menjadikan perempuan bahan bercandaan? Apa yang mereka dapatkan: kepuasan, merasa diri lebih baik dari yang lain, merasa superior?
Thomas E. Ford, seorang Profesor Psikologi Sosial dari Western Carolina University dalam artikelnya di The Conversation menjelaskan bahwa humor berbentuk penghinaan berpotensi memengaruhi norma sosial di masyarakat. Dalam sebuah penelitian, Ford menemukan bukti bahwa laki-laki yang kerap terpapar humor seksis cenderung merekomendasikan pemotongan dana yang lebih besar untuk organisasi perempuan di kampusnya. Bahkan, dalam studi tersebut, laki-laki yang memiliki sikap seksis lebih tinggi memiliki keinginan lebih besar untuk memperkosa perempuan.
Ford mengibaratkan, humor seksis tersebut mampu meregangkan karet gelang dan memperluas perilaku seksisnya agar bisa diterima masyarakat. Sehingga dengan bentuk gurauan itu, laki-laki misoginis tersebut bisa merasa bebas mengekspresikan ketidaksukaannya terhadap perempuan tanpa takut melanggar norma sosial.
Apa yang Seharusnya Dilakukan?
Sikap warganet yang mengkritik O Channel atas lelucon misoginis dan seksis yang dilakukan oleh Rama sangat tepat.
Namun, pihak O Channel dan Indosiar sebagai pihak yang menyiarkan acara tersebut tak bisa hanya sekedar meminta maaf kepada publik, tapi seharusnya memberikan sanksi keras untuk memintanya mundur dari acara tersebut, bahkan memecat komentator dan presenter seksis. Ini seperti yang pernah dilakukan oleh Sky Sports kepada pengamat sepakbola Andy Gray.
Seperti dikutip dari The Guardian (https://www.theguardian.com/football/2011/jan/25/andy-gray-sacked-sky-sports), pada tahun 2011 lalu Gray melontarkan komentar dan perilaku seksis kepada presenter Sky Sports Charlotte Jackson saat acara sedang berlangsung. Direktur pelaksana Sky Sports saat itu, Barney Francis, mengatakan bahwa kelakuan ini tidak bisa ditoleransi.
“Kontrak Andy Gray telah diputus karena perilaku yang tidak dapat diterima. Setelah mengeluarkan peringatan, kami tidak ragu untuk mengambil tindakan ini setelah mengetahui informasi baru hari ini,” ujar Francis kepada The Guardian.
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pun tak boleh tinggal diam. Mereka harus memberikan peringatan kepada O Channel dan Indosiar sebagai penyelenggara siaran karena perilaku tersebut melanggar Pasal 7 Pedoman Perilaku Penyiaran yang berbunyi:
Lembaga penyiaran tidak boleh menyajikan program yang merendahkan, mempertentangkan dan/atau melecehkan suku, agama, ras, dan antargolongan yang mencakup keberagaman budaya, usia, gender, dan/atau kehgidupan sosial ekonomi.
Guyonan misoginis dan seksis yang dilontarkan oleh komentator dan presenter Liga 1 tersebut juga merupakan bentuk keteledoran dari penyelenggara siaran.
Dan pekerjaan rumah selanjutnya adalah, media harus memberikan pendidikan gender di lingkugan kerjanya. Kejadian ini dengan sendirinya menunjukkan, bahwa dalam keseharian banyak sekali laki-laki yang menjadikan perempuan sebagai bahan bercandaan, tubuh perempuan dianggap sebagai tubuh yang bisa diejek.
Ini pekerjaan rumah yang tak bisa selesai dalam waktu sekejap.
*Tika Adriana, jurnalis perempuan yang sedang berjuang. Saat ini managing editor Konde.co
SEARCH
LATEST
3-latest-65px
SECCIONS
- Agenda HAM (1)
- Agenda Perempuan (6)
- catatan peristiwa (15)
- film (10)
- perempuan inspiratif (5)
- peristiwa (41)
- perspektif (58)
- Resensi Film (3)
Powered by Blogger.
Site Map
Kasus Aice: Dilema Buruh Perempuan Dan Pentingnya Kesetaraan Gender di Tempat Kerja
Para pekerja perempuan sedang bekerja di pabrik wig, Yogyakarta, 13 Desember 2019. RWicaksono/Shutterstock Aisha Amelia Yasmin , The Convers...
Popular Posts
-
Christophe Petit Tesson/EPA Sarah L. Cook , Georgia State University ; Lilia M. Cortina , University of Michigan , dan Mary P. Koss , Univer...
-
Co-working space telah menjadi sebuah cara yang innovative untuk bekerja diluar kantor pusat tanpa menjadi bekerja sendiri di rumah. (Shutte...
-
Apa yang salah dengan janda? Selama ini banyak pandangan miring tentang janda, seolah-olah yang dilakukan dan diputuskan oleh janda selalu s...
-
Sebuah gerakan global yang bernama “One Billion Rising” diadakan setiap tanggal 14 Februari, tepat di hari Valentine. Apakah One Billion Ris...
-
*Lala Firda- www.Konde.co Konde.co- Menjadi feminis di usia 17 adalah sesuatu yang langka yang saya jumpai di masa lalu. Tapi saya sudah mel...
-
Poedjiati Tan- www.Konde.co Jakarta, Konde.co- Setelah sebelumnya panitya seleksi pemilihan anggota Komnas Perempuan menyerahkan 20 calon an...
-
*Poedjiati Tan- www.Konde.co Jakarta, Konde.co- Jurnalis adalah pekerja yang banyak berada di tengah kerumunan. Mereka berada di kerumunan m...
-
Konde.co- Menjelang siang hari tanggal 17 Februari 2020, salah satu pengurus Serikat Buruh, Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indone...
-
Atalia (bukan nama sebenarnya), 28 tahun stress bukan kepalang. Wabah Corona atau Covid-19 ini membuatnya cemas. Ia cemas dengan keadaan pac...
-
Single and very happy? fizkes/ShutterStock Karel Karsten Himawan , Universitas Pelita Harapan Tren pertumbuhan orang lajang di negara Barat ...
Total Pageviews
Home Top Ad
space iklan
Cari Blog Ini
Blog Archive
-
▼
2020
(89)
-
▼
March
(33)
- Kasus Aice: Dilema Buruh Perempuan Dan Pentingnya ...
- Bagaimana Kebijakan Berperspektif Feminis Untuk Ta...
- Kondisi Narapidana Akibat Corona, Butuh Perhatian ...
- Siapakah yang Disebut Sebagai Negara dan Masyaraka...
- Aktivis: Pemerintah Lamban dalam Menyelesaikan Kas...
- Di Kota Groningen, Tak Banyak yang Bisa Kami Lakuk...
- Perempuan Bercerita: Menghadapi Pandemi COVID-19
- Jurnalis, Pekerja Media yang Rentan Virus Corona
- Lajang Bukan Berarti Tidak Mau Menikah, Menikah Ju...
- Hamil Saat Wabah Corona, Apa yang Harus Dilakukan?
- Tak Bisa Kerja dari Rumah Karena Corona: PRT, Peke...
- Surat Terbuka Pada Presiden Jokowi dari Komunitas ...
- Stigma pada Homoseksual di Sekitar Kita
- Bekerja dari Rumah atau Bekerja dengan Batasan Jam...
- Virus Corona: 10 Alasan Mengapa Kamu Tidak Perlu P...
- Perempuan Harus Move On dan Berani Hidup Sendiri
- Minat Baca Orang Indonesia Paling Rendah di Dunia,...
- Pernyataan Terbuka Gerak Perempuan Soal Pelaku Pel...
- Kesetaraan Gender di Media, Apakah Sudah Tercapai?
- Privasi Adalah Ruang Otonom dan Intim: Menolak RUU...
- Pelecehan Seksual dalam Aksi IWD 2020: Tidak Hanya...
- Riset: Perempuan Korban KDRT Enggan Bercerai Karen...
- Guyonan Misoginis Komentator Sepakbola, Apa yang S...
- Co-working Space Bagi Pekerja: Di Balik Revolusi D...
- 8 Kota Aksi Tolak Kekerasan Perempuan di Hari Pere...
- Mengapa 8 Maret Diperingati Sebagai Hari Perempuan...
- Aktivis Perempuan: Pemerintahan Jokowi Abai dan Me...
- Unggahan Tara Basro Dilabeli Pornografi: SAFEnet K...
- Bagaimana Film Parasite Menjungkirbalikan Dominasi...
- Berebut Masker dan Pencuci Tangan; Media dan Kepan...
- Tak Harus Menjadi Putih untuk Bisa Menikmati Hidup
- Peliputan Virus Corona Covid: Perusahaan Media Har...
- Berani Bicara di Hari Tanpa Diskriminasi
-
▼
March
(33)
Video Of Day
Flickr Images
Find Us On Facebook
VIDEO
ads
TENTANG KAMI
Labels
Tags 1
Labels Cloud
RECENT POST
3/recent/post-list
Recent Posts
4/recent/post-list
Konde's Talk
Pages
TENTANG KAMI
Pages
Tentang kami
Subscribe Us
In frame
recent/hot-posts
No comments:
Post a Comment