Hamil Saat Wabah Corona, Apa yang Harus Dilakukan?
By
konde
perspektif
Banyak perempuan yang tak pernah membayangkan jika mereka harus hamil bersamaan dengan datangnya Virus Corona atau Covid-19. Karena perempuan hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan, perubahan dalam tubuh mereka dapat meningkatkan risiko infeksi yang lebih tinggi. Lalu apa yang harus dilakukan ibu hamil agar terhindar dari virus Corona?
*Tika Adriana- www.Konde.co
Jakarta, Konde.co- Kehamilan Indri kali ini seperti menjadi momok baginya. Ia hamil dalam kondisi banyak orang yang terkena Virus Corona atau Covid-19. Padahal ini merupakan kehamilan kedua bagi Indri, ia berharap kehamilan kedua ini membuatnya lebih rileks daripada kehamilan yang pertama. Namun nyatanya tidak.
Pada kehamilan pertama 4 tahun lalu, ia merasa tidak setakut sekarang.
Dulu, ia hanya perlu menjalani hidup sehat dan menjaga kandungan saja. Namun di kehamilan sekarang, ia selalu merasa takut dengan banyaknya orang yang meninggal karena Virus ini.
Kondisinya serba sulit, ia menjadi takut untuk melakukan tes kandungan ke dokter. Ia juga harus membatasi membaca informasi tentang virus ini karena ini malah membuatnya semakin cemas.
Padahal dulu ketika kehamilan pertama, membaca buku atau menonton televisi menjadikannya lebih rileks. Namun saat ini, membaca media dan menonton televisi malah membuatnya cemas.
Banyak perempuan hamil yang tak pernah membayangkan sebelumnya, jika mereka akan hamil bersamaan dengan datangnya Virus Corona atau Covid-19. Kehamilan sejatinya tak hanya melibatkan aktivitas fisik, namun juga emosi. Ibu yang sedang hamil harus menjaga agar emosinya tetap stabil, dan ini bukan sesuatu yang gampang dilakukan.
Dalam kondisi kehamilan dengan situasi normal saja, banyak ibu hamil yang merasa cemas, takut terjadi sesuatu pada rahimnya, takut jika bayi yang dikandungnya tidak sehat. Apalagi dalam situasi adanya virus Covid-19 ini?.
Diah Saminarsih, Senior Advisor on Gender and Youth to the WHO DG dalam acara Ruang Temu Online “Peran Masyarakat Sipil Hadapi CoVID-19” mengatakan bahwa virus CoVID-19 menjadi hal yang harus diwaspadai, juga bagi para ibu hamil.
Saat ini, para peneliti terus melakukan riset mengenai virus ini, salah satunya yakni tentang kelompok rentan virus ini. Namun, seperti dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sebuah lembaga kesehatan publik di bawah Departemen Kesehatan dan Pelayanan Kemanusiaan di Amerika Serikat, perempuan hamil merupakan salah satu kelompok yang harus diwaspadai karena perubahan dalam tubuh mereka yang dapat meningkatkan risiko infeksi yang lebih tinggi.
Melalui rilis yang diterima oleh www.Konde.co, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia Jakarta Raya (POGI Jaya), dr. Ulul Albab, SpOG juga menyerukan keamanan bagi perempuan hamil, menyusui, bayi, dan anak-anak sebagai pencegahan penularan CoVID-19.
“Berdasarkan beberapa contoh kasus pada penanganan Coronavirus sebelumnya (SARS-CoV dan MERS-CoV) dan beberapa kasus COVID-19, dipercaya bahwa ibu hamil memiliki risiko lebih tinggi untuk terjadinya penyakit berat, morbiditas dan mortalitas dibandingkan dengan populasi umum,” ujar dr. Ulul dalam rilisnya.
Hal ini kata dr. Ulul disebabkan karena perubahan hormonal di tubuh mereka mengakibatkan daya tahan tubuh yang lebih rendah.
Selain menyoroti perempuan hamil, Ulul pun meminta kepada pemerintah untuk melindungi para tenaga medis yang sedang hamil.
“Prioritas peralatan keselamatan harus diutamakan bagi para tenaga medis yang sedang hamil tersebut,” lanjutnya.
Nurul Nadia, konsultan kesehatan publik dari CISDI (Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives) menjelaskan bahwa jika menilik kasus CoVID-19, perempuan hamil memang harus lebih waspada terhadap virus ini.
“Untuk ibu menyusui saat ini memang masih tidak ada laporan kasus yang spesifik, tapi untuk ibu hamil memang harus berhati-hati karena ditemukan beberapa kasus ibu hamil yang terinfeksi CoVID-19 menjadikan kelahiran yang prematur. Ini masih harus dipantau dengan jelas,” kata Nurul dalam diskusi Online Peliputan Co-VID-19, Selasa, 17 Maret 2020.
Sedangkan pada anak-anak, Nurul mengatakan bahwa meskipun kelompok usia mereka bukan kelompok pasien terbesar, tapi mereka tetap harus berhati-hati. Sebab dalam kasus CoVID-19, anak dengan gejala yang ringan atau tidak memiliki gejala bisa berpotensi menulari kelompok lanjut usia yang hingga kini memiliki jumlah kasus dan risiko kematian terbesar.
Apa yang Harus Dilakukan untuk Mengurangi Potensi Risiko?
POGI Jaya melalui siaran persnya meminta kepada perempuan hamil dengan dugaan atau dikonfirmasi coronavirus untuk segera menemui dokter kandungan dan mengatur rencana kelahiran.
“Ibu hamil degan dugaan atau konfirmasi CoVID-19 harus diobati dengan terapi suportif dengan mempertimbangkan adaptasi fisiologis kehamilan. Persalinan darurat dan keputusan darurat lainnya didasarkan pada banyak faktor, seperti usia kehamilan, kondisi sang ibu, dan stabilitas janin,” ungkap dr. Ulul.
Sedangkan untuk menghindari paparan virus tersebut, POGI Jaya merekomendasikan beberapa hal untuk ibu hamil dan ibu menyusui, seperti:
1. Konsumsi makanan yang bergizi dan sehat serta vitamin bagi ibu hamil
2. Hindari keluar rumah apabila tidak diperlukan
Jika harus keluar rumah, kenakan pakaian tertutup rapat dan masker. Sekembalinya dari rumah, bersihkan badan segera dengan mandi, dan jangan dekati anak sebelum membersihkan badan.
3.Hindari berada di keramaian.
Upayakan agar ibu hamil menjaga jarak satu sama lain apabila berada di keramaian.
4.Apabila pada ibu menyusui terdapat gejala flu, demam, sewaktu memberikan ASI, sebaiknya tidak diberikan secara langsung.
Ibu hamil bisa mengupayakannya dengan dipompa terlebih dahulu dan diberikan melalui peralatan lainnya, misalnya sendok, dot botol, dll.
5.Segera periksakan diri ke dokter apabila Anda merasa kurang sehat dan memiliki gejala mirip flu.
6.Konsultasikan dengan dokter kandungan Anda mengenai tindakan pencegahan lainnya yang perlu dilakukan sesuai dengan kondisi tubuh Anda.
Sejak awal Maret 2020, publik di Indonesia dikhawatirkan dengan kehadiran virus corona (CoVID-19). Virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina, pada Desember 2019 ini telah mengakibatkan 25 orang di Indonesia meninggal dari data per tanggal 19 Maret 2020 pukul 17:57 menurut situs kawalcovid19.id. Dari 309 pasien terkonfirmasi. Secara global, data WHO memaparkan bahwa jumlah pasien hingga 18 Maret 2020 pukul 00.00 CET mencapai 191.127 orang dengan jumlah kematian 7.807 jiwa.
(Foto/ Ilustrasi: Pixabay)
*Tika Adriana, jurnalis perempuan yang sedang berjuang. Saat ini managing editor Konde.co
SEARCH
LATEST
3-latest-65px
SECCIONS
- Agenda HAM (1)
- Agenda Perempuan (6)
- catatan peristiwa (15)
- film (10)
- perempuan inspiratif (5)
- peristiwa (41)
- perspektif (58)
- Resensi Film (3)
Powered by Blogger.
Site Map
Kasus Aice: Dilema Buruh Perempuan Dan Pentingnya Kesetaraan Gender di Tempat Kerja
Para pekerja perempuan sedang bekerja di pabrik wig, Yogyakarta, 13 Desember 2019. RWicaksono/Shutterstock Aisha Amelia Yasmin , The Convers...
Popular Posts
-
Christophe Petit Tesson/EPA Sarah L. Cook , Georgia State University ; Lilia M. Cortina , University of Michigan , dan Mary P. Koss , Univer...
-
Co-working space telah menjadi sebuah cara yang innovative untuk bekerja diluar kantor pusat tanpa menjadi bekerja sendiri di rumah. (Shutte...
-
Apa yang salah dengan janda? Selama ini banyak pandangan miring tentang janda, seolah-olah yang dilakukan dan diputuskan oleh janda selalu s...
-
Sebuah gerakan global yang bernama “One Billion Rising” diadakan setiap tanggal 14 Februari, tepat di hari Valentine. Apakah One Billion Ris...
-
*Lala Firda- www.Konde.co Konde.co- Menjadi feminis di usia 17 adalah sesuatu yang langka yang saya jumpai di masa lalu. Tapi saya sudah mel...
-
Poedjiati Tan- www.Konde.co Jakarta, Konde.co- Setelah sebelumnya panitya seleksi pemilihan anggota Komnas Perempuan menyerahkan 20 calon an...
-
*Poedjiati Tan- www.Konde.co Jakarta, Konde.co- Jurnalis adalah pekerja yang banyak berada di tengah kerumunan. Mereka berada di kerumunan m...
-
Konde.co- Menjelang siang hari tanggal 17 Februari 2020, salah satu pengurus Serikat Buruh, Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indone...
-
Atalia (bukan nama sebenarnya), 28 tahun stress bukan kepalang. Wabah Corona atau Covid-19 ini membuatnya cemas. Ia cemas dengan keadaan pac...
-
Single and very happy? fizkes/ShutterStock Karel Karsten Himawan , Universitas Pelita Harapan Tren pertumbuhan orang lajang di negara Barat ...
Total Pageviews
Home Top Ad
space iklan
Cari Blog Ini
Blog Archive
-
▼
2020
(89)
-
▼
March
(33)
- Kasus Aice: Dilema Buruh Perempuan Dan Pentingnya ...
- Bagaimana Kebijakan Berperspektif Feminis Untuk Ta...
- Kondisi Narapidana Akibat Corona, Butuh Perhatian ...
- Siapakah yang Disebut Sebagai Negara dan Masyaraka...
- Aktivis: Pemerintah Lamban dalam Menyelesaikan Kas...
- Di Kota Groningen, Tak Banyak yang Bisa Kami Lakuk...
- Perempuan Bercerita: Menghadapi Pandemi COVID-19
- Jurnalis, Pekerja Media yang Rentan Virus Corona
- Lajang Bukan Berarti Tidak Mau Menikah, Menikah Ju...
- Hamil Saat Wabah Corona, Apa yang Harus Dilakukan?
- Tak Bisa Kerja dari Rumah Karena Corona: PRT, Peke...
- Surat Terbuka Pada Presiden Jokowi dari Komunitas ...
- Stigma pada Homoseksual di Sekitar Kita
- Bekerja dari Rumah atau Bekerja dengan Batasan Jam...
- Virus Corona: 10 Alasan Mengapa Kamu Tidak Perlu P...
- Perempuan Harus Move On dan Berani Hidup Sendiri
- Minat Baca Orang Indonesia Paling Rendah di Dunia,...
- Pernyataan Terbuka Gerak Perempuan Soal Pelaku Pel...
- Kesetaraan Gender di Media, Apakah Sudah Tercapai?
- Privasi Adalah Ruang Otonom dan Intim: Menolak RUU...
- Pelecehan Seksual dalam Aksi IWD 2020: Tidak Hanya...
- Riset: Perempuan Korban KDRT Enggan Bercerai Karen...
- Guyonan Misoginis Komentator Sepakbola, Apa yang S...
- Co-working Space Bagi Pekerja: Di Balik Revolusi D...
- 8 Kota Aksi Tolak Kekerasan Perempuan di Hari Pere...
- Mengapa 8 Maret Diperingati Sebagai Hari Perempuan...
- Aktivis Perempuan: Pemerintahan Jokowi Abai dan Me...
- Unggahan Tara Basro Dilabeli Pornografi: SAFEnet K...
- Bagaimana Film Parasite Menjungkirbalikan Dominasi...
- Berebut Masker dan Pencuci Tangan; Media dan Kepan...
- Tak Harus Menjadi Putih untuk Bisa Menikmati Hidup
- Peliputan Virus Corona Covid: Perusahaan Media Har...
- Berani Bicara di Hari Tanpa Diskriminasi
-
▼
March
(33)
Video Of Day
Flickr Images
Find Us On Facebook
VIDEO
ads
TENTANG KAMI
Labels
Tags 1
Labels Cloud
RECENT POST
3/recent/post-list
Recent Posts
4/recent/post-list
Konde's Talk
Pages
TENTANG KAMI
Pages
Tentang kami
Subscribe Us
In frame
recent/hot-posts
No comments:
Post a Comment